![]() |
(commons.wikimedia.org/Zhilal Darma) |
Sumatera
Barat, dengan kekayaan alam dan budayanya, menyimpan sejuta pesona. Salah satu
daya tariknya adalah keberadaan berbagai objek wisata yang unik, contohnya wisata bertema batu. Batu-batu unik di
Sumatera Barat tak hanya sekadar bebatuan biasa, namun menyimpan cerita
sejarah, legenda, dan keindahan alam yang memukau. Yuk kita jelajahi keindahan Sumatera Barat
melalui wisata batu yang begitu beragam ini!
1. Batu Malin Kundang
![]() |
(commons.wikimedia.org/Jeromi Mikhael) |
Batu Malin Kundang adalah sebuah
objek wisata yang terletak di Pantai Air Manis, Padang, Sumatera Barat. Objek
ini berupa relief batu yang menggambarkan sosok manusia yang sedang bersujud,
dikelilingi oleh pecahan-pecahan batu yang menyerupai sisa-sisa kapal. Relief
ini terinspirasi dari legenda Malin Kundang, seorang anak durhaka yang dikutuk
menjadi batu oleh ibunya.
Meskipun sering dikaitkan dengan kutukan, sebenarnya Batu Malin Kundang adalah karya seni buatan manusia. Relief ini dibuat oleh dua seniman, yaitu Dasril Bayras dan Ibenzani Usman pada tahun 1980-an. Tujuan pembuatan relief ini adalah untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke Pantai Air Manis dan menghidupkan kembali cerita rakyat yang populer di masyarakat setempat.
2. Batu Batikam
![]() |
(commons.wikimedia.org/Firmnal) |
Batu Batikam adalah sebuah benda
cagar budaya bersejarah yang terletak di Jorong Dusun Tuo, Nagari Limo Kaum,
Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Nama "Batu Batikam" sendiri
berarti "batu yang tertusuk" dalam Bahasa Indonesia. Batu ini
memiliki ukuran yang relatif kecil, sekitar 55 x 20 x 40 sentimeter, dengan
bentuk yang hampir segitiga.
Lubang yang terdapat di tengah batu dipercaya sebagai bekas tusukan keris milik Datuak Parpatiah Nan Sabatang, salah satu tokoh penting dalam sejarah Minangkabau. Batu Batikam melambangkan pentingnya perdamaian dan musyawarah mufakat dalam kehidupan masyarakat Minangkabau. Konon, dulunya kawasan di sekitar Batu Batikam ini merupakan tempat musyawarah dan berkumpulnya para kepala suku.
3. Batu Basurek
![]() |
(wikipedia.org/Prasasti Kuburajo) |
Batu Basurek adalah prasasti atau
inskripsi yang ditemukan di Sumatera Barat, terutama yang berasal dari masa
pemerintahan Raja Adityawarman pada abad ke-14. Prasasti ini ditulis dalam
berbagai bahasa, seperti Sanskerta, Jawa Kuno, dan Melayu Kuno, menggunakan
aksara Pallawa dan aksara Jawa Kuno. Batu Basurek menjadi bukti penting sejarah
dan kebudayaan Minangkabau pada masa lalu, memberikan informasi tentang
silsilah raja, upacara keagamaan, dan peristiwa penting lainnya.
Batu Basurek tersebar di beberapa lokasi di Sumatera Barat, seperti di Kuburajo, Batusangkar, dan Rambatan. Beberapa di antaranya kini disimpan dan dipamerkan di museum untuk menjaga kelestariannya. Keberadaan Batu Basurek memiliki nilai sejarah yang tinggi dan menjadi daya tarik wisata budaya bagi wisatawan yang ingin mempelajari sejarah Minangkabau.
4. Talempong Batu
![]() |
(commons.wikimedia.org/Zhilal Darma) |
Talempong Batu merupakan sebuah
situs cagar budaya yang terletak di Nagari Talang Anau, Kecamatan Gunuang Omeh,
Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Situs ini terdiri dari beberapa batu
yang dapat menghasilkan bunyi seperti alat musik tradisional talempong jika
dipukul. Menurut cerita masyarakat setempat, Talempong Batu pertama kali
ditemukan oleh seorang ulama bernama Syeikh Syamsudin pada abad ke-12 Masehi.
Konon,
Syeikh Syamsudin bermimpi didatangi seorang berjubah putih yang memberitahukan
tentang keberadaan batu-batu tersebut. Setelah penemuan tersebut, masyarakat
Talang Anau menjadikan Talempong Batu sebagai benda keramat dan kebanggaan
nagari. Bahkan, beberapa orang melakukan ritual di tempat ini. Situs ini telah
terdaftar sebagai cagar budaya Sumatera Barat.
5. Batu Runciang
![]() |
(commons.wikimedia.org/Government of Sawahlunto city, Indonesia) |
Batu Runciang adalah sebuah objek wisata yang terletak di Silungkang,
Sawahlunto, Sumatera Barat. Tempat ini dikenal dengan formasi batu kapurnya
yang unik dan tajam, menyerupai lanskap di film Jurassic Park, sehingga sering
disebut "Jurassic ala Sawahlunto". Batu Runciang menawarkan pemandangan
alam yang memukau dan menjadi ikon Kecamatan Silungkang.
Kawasan Batu Runciang terbentuk dari batugamping Formasi Silungkang yang mengalami proses karstifikasi, menghasilkan bentang alam eksokars berupa pinnacle yang menjulang ke permukaan. Selain sebagai objek wisata, Batu Runciang juga sering dimanfaatkan sebagai tempat latihan panjat tebing karena medannya yang cukup terjal. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota Sawahlunto dan mudah diakses.
6. Batu Angkek-Angkek
![]() |
Batu Angkek-Angkek adalah sebuah batu yang terletak di Nagari Balai Tabuh,
Batusangkar, Sumatera Barat. Sekilas, batu ini mirip logam kuningan atau
tembaga, dengan warna kuning agak kecoklatan dan beberapa bagian berwarna hitam
karena mengelupas. Bentuknya pun unik, menyerupai punggung kura-kura jika
diperhatikan dengan seksama.
Nama "Angkek-Angkek" sendiri berasal dari kebiasaan orang-orang yang selalu mencoba mengangkat batu ini sejak pertama kali ditemukan. Dalam Bahasa Indonesia, "angkek-angkek" berarti angkat-angkat. Mitos menyebutkan kalau hajat seseorang akan terkabul jika berhasil mengangkat batu ini. Hal ini membuat banyak wisatawan tertantang untuk membuktikan mitos tadi.
Komentar
Posting Komentar